Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
“Dalam katalog Karya-karya Yang Dikumpulkan oleh Shamarpa ke-5, Konchog Yenlag, ada sebuah teks yang disebut Surat untuk Para Ibuku yang Tak Berdaya Terutama di Negeri Salju: Mengapa Makan Daging itu Salah. Ada teks dengan judul ini, seperti sebuah pengumuman yang tersebar di seluruh Tibet. Meskipun saat ini kami belum memiliki teksnya, melihat judulnya saja menunjukkan bahwa dia mempublikasikan secara luas bahwa memakan daging itu tidak pantas dan salah.” “Juga, sebagai kutipan dan dukungan lebih lanjut, ada komentar tentang Perbuatan Baik dari siswa Karmapa ke-8 Sangye Peldrub yang mengatakan: 'Tidak peduli ke daerah mana dia pergi, dia dengan terampil mencegah orang memakan daging. Di Kongpo, karena di wilayah itu, dia tidak dapat mencegah orang² makan daging. Karena itulah dia tidak pergi sedekah di Kongpo atau daerah lain yang mereka hanya makan daging." Ini pada dasarnya mengatakan Karmapa ke-8 dengan terampil, tidak dengan paksa, mencoba menghentikan orang makan daging. Tetapi di Kongpo, wilayah utara, seperti Jangthang, di mana hanya ada sedikit makanan selain daging, dia tidak mau pergi ke wilayah itu. Orang bilang itulah sebabnya dia tidak pergi ke sana." Daging adalah salah satu dari delapan hal najis yang harus ditinggalkan oleh para biksu “Serupa dengan itu, Mikyo Dorje juga berkata dalam Seratus Instruksi Singkat miliknya, bahwa segera setelah orang 'keluar' dan menjadi biarawan, mereka harus berpantang dari delapan hal yang tidak murni. Ada berbagai cara untuk menjalani delapan hal ini, tetapi bagi Mikyo Dorje, itu adalah daging, alkohol, baju besi, senjata, menunggangi hewan, bisnis dan perumahan, pemerahan susu dan peternakan. Khususnya, dalam kaitannya dengan daging, alkohol, dan senjata, seseorang bahkan tidak boleh melihatnya, lupakan tentang memakainya!” “Umumnya perihal mereka yang telah ditahbiskan, jika Anda bertanya apakah daging diperbolehkan bagi para biksu atau tidak, sebagian orang mengatakan tidak diperbolehkan karena jika ada orang yang makan daging, maka akan ada orang yang akan membunuh hewan tersebut, dan jika tidak ada yang makan daging maka tidak akan ada yang membuat daging. Jadi makan daging sangat terkait dengan pembunuhan dan karena itu perbuatan negatif pembunuhan sangat banyak disebabkan oleh makan daging. Buddha berkata bahwa Bodhisattva tidak boleh makan daging. Oleh karena itu, dilarang makan daging dalam Cara Hidup Bodhisattva. 'Kita harus melihat setiap makhluk sebagai putra kita sendiri atau anak kita sendiri, dan karena itu ketika kita makan daging, itu seperti, hanya untuk makanan kita, kita mengorbankan makhluk hidup yang seharusnya kita disayangi, seperti anak kita sendiri. Maka dari itu, cara penggunaan daging untuk makanan kita, sedikit mirip, bukan hanya sesuatu yang dilarang atau dipandang rendah dari sudut pandang Bodhisattva, tetapi juga sesuatu yang dianggap (sebagai) tidak baik dari sudut pandang Shravakayana.’”