Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
Mengetahui situasi manusia, melihat begitu banyak perjuangan di lautan penderitaan di alam fisik, Mereka turun; Tuhan mengirim Mereka turun untuk mengajari kita, untuk menunjukkan jalan ke Rumah, untuk menunjukkan pada kita bagaimana cara menggunakan setidaknya koneksi kita dengan Kuasa Surgawi agar bisa pulang ke Rumah, atau pergi ke Tanah Buddha – ke mana pun kita ingin pergi. “Pulang ke Rumah” juga berarti Tanah Buddha, Surga – ketika saya mengatakan Surga, yang saya maksudkan adalah sesuatu yang berada di atas level fisik kita. Tanah Buddha juga ada di beberapa Surga ini. Beberapa Buddha, pahala mereka begitu besar, Mereka menciptakan Surga Mereka sendiri untuk para pengikut Mereka, murid-murid Mereka yang mengikuti Mereka ketika Mereka berada di Bumi. Dan mungkin ada sisa energi dari para Buddha tersebut, dan orang-orang yang percaya kepada Mereka, sehingga para Buddha itu juga akan membantu mereka, atau mengirimkan beberapa Murid Agung Mereka dari Tanah Buddha untuk turun membantu mereka yang memohon pertolongan.Tanah Buddha juga merupakan Surga. Jadi kita bisa menyebutnya “Tanah Buddha”, atau “Tanah Surga”; sama saja. Itu berarti kebahagiaan, kegembiraan, kebebasan tanpa akhir, berkah tanpa akhir, situasi yang terus memenuhi keinginan tanpa akhir dalam setiap detik hidup Anda. Anda tidak perlu khawatir. Anda tidak perlu bekerja keras. Anda tidak perlu takut akan perang, penindasan, atau apa pun yang sayangnya kita alami di Bumi. Di Bumi ada lebih sedikit kebahagiaan daripada kesedihan. Kita semua tahu itu. Sekarang, di Surga atau Tanah Buddha – yang berarti kita tidak memiliki semua ini, apa yang kita miliki di Bumi – kita hanya memiliki hati dan perasaan yang paling bahagia, paling diberkati, dan paling terpuaskan. Apa pun yang kita inginkan, itu akan datang pada kita. Ke mana pun kita ingin pergi, kita langsung terbang ke sana, atau dalam pikiran, kita akan berada di sana. Itu tergantung pada di Surga mana kita berada.Beberapa Surga berada di dimensi yang lebih tinggi, maka kita hanya perlu berpikir, dan kita bisa pergi ke mana saja; dan kita hanya berpikir, maka apa pun yang kita inginkan akan datang. Beberapa Surga yang lebih tinggi, kita bahkan tidak menginginkan apa pun karena kita akan menjadi diri kita sendiri, Sifat Buddha kita terungkap sepenuhnya, dan kita hanyalah Buddha. Atau bisa dikatakan kita di Surga. Kita menjadi satu dengan Tuhan, maka kita tak menginginkan apa-apa.Tetapi di dalam tubuh manusia, lebih mudah untuk berlatih secara spiritual karena adanya kesulitan, dan karena kita memiliki tubuh fisik yang mengandung kekuatan ajaib, kekuatan yang tak terbatas – itulah sebabnya. Dan sangat disayangkan bahwa orang-orang tidak mengetahuinya. Saya juga baru tahu belakangan ini. Saya tidak mengetahuinya ketika saya pertama kali tercerahkan. Dan saya tidak tahu itu ketika saya memiliki sangat sedikit murid. Hanya karena saya memiliki Supreme Master TV dan saya harus meneliti begitu banyak kejadian di dunia, maka saya tahu lebih dalam, lebih intensif tentang penderitaan manusia, para insan-hewan. Saya melihatnya secara fisik, mental, dan juga spiritual. Jadi kemudian saya terus mencari, mencari apa lagi yang bisa saya lakukan untuk dunia, apa lagi yang saya miliki. Kemudian saya terus menemukan lebih banyak lagi kekuatan di dalam tubuh manusia. Itulah bagaimana saya bisa bertahan sampai sekarang. Saya membayangkan orang lain – menjadi seorang wanita kecil, yang begitu rapuh – akan hancur berkeping-keping sejak lama jika saya tidak, dengan Rahmat Tuhan, Berkah Buddha menemukan sesuatu secara bertahap pada saat itu, suatu kekuatan pada saat itu untuk mengatasi situasi yang dihadapi, dan juga untuk memiliki lebih banyak Berkah yang mengalir ke dunia.Jadi benar-benar baru sekarang saya menyadari apa yang dikatakan oleh Buddha – bahwa memiliki tubuh manusia itu langka dan berharga, dan sangat sulit. Dan kini saya juga menyadari apa yang Tuhan katakan – bahwa Tuhan menciptakan manusia menurut Gambar-Nya. Karena Tuhan, tentu saja, memiliki begitu banyak Kuasa, Kuasa yang tak terbayangkan, jumlah Kuasa yang luar biasa yang tidak akan pernah bisa kita bayangkan. Sebelum saya menemukan kembali lebih banyak kekuatan tersembunyi di dalam tubuh manusia, saya juga tidak mengerti banyak hal. Anda membaca segala sesuatu, tetapi Anda tidak selalu menyadari apa artinya sampai Anda benar-benar mengetahuinya dengan kebijaksanaan Anda. Hanya saja karena dunia sekarang memiliki lebih banyak penderitaan, maka saya terus mencari, mencari; Saya terus mencoba, mencoba ini itu, kemudian saya menemukan kembali kekuatan apa yang telah diberikan pada manusia – setidaknya pada saya.Itulah mengapa saya memberi tahu Anda untuk menjaga tubuh Anda, karena tubuh Anda adalah bait Allah. Sekarang Anda mengerti apa arti tubuh adalah bait Allah. Buddha berkata, “Semua makhluk adalah seperti aku. Mengapa mereka tak mengetahuinya?” Itulah sebabnya Buddha memberi semangat kepada kita, dengan berkata, “Aku sudah menjadi Buddha. Kamu akan menjadi Buddha. Tidak ada yang kurang darimu; kamu juga akan menjadi Buddha.” Dan Tuhan Yesus juga berkata, “Apa pun yang Aku lakukan, kamu juga bisa melakukannya. Kamu bahkan bisa melakukannya dengan lebih baik.” Karena Yesus mungkin menyadari betapa pentingnya untuk diberi hak istimewa seperti tubuh manusia dengan begitu banyak peralatan – peralatan yang ajaib.Kita sangat beruntung menjadi anak-anak Tuhan, yang berarti kita dilahirkan dengan Kuasa Tuhan. Maksud Sang Buddha adalah kita sangat beruntung menjadi seorang manusia, karena Dia telah menjadi Buddha, dan manusia lainnya juga akan menjadi Buddha. Sang Buddha tidak berkata, “Saya adalah satu-satunya Buddha. Kalian semua tidak akan pernah menjadi Buddha. Kalian semua adalah pendosa, buruk.” Sang Buddha tak pernah berkata begitu. Hanya saja pada saat itu, Buddha mungkin satu-satunya, atau di antara sedikit orang, yang telah merealisasikan Sifat Buddha di dalam diri-Nya. Hanya itu saja. Sama seperti Tuhan Yesus – mungkin adalah satu-satunya orang pada saat itu yang telah merealisasikan Kerajaan Allah sepenuhnya.Namun seperti yang Anda ketahui, dunia ini adalah dunia yang penuh dengan cobaan, kesengsaraan, dan tantangan, kekuatan ilusi dari para malaikat yang jatuh yang menguasai planet ini. Jadi, ketika kita datang ke sini, kita kehilangan ingatan kita. Kita lupa jalan pulang ke Rumah. Bukan berarti kita tidak terhubung, bukan berarti kita tidak tahu jalan pulang. Kita hanya lupa di mana letaknya. Padahal itu ada di sana, di dalam diri kita. Anda hanya perlu seorang Guru yang tercerahkan, yang tahu cara untuk membangunkan Anda dan menunjukkan kepada Anda titik awalnya, dan Anda akan terus berjalan sampai akhir. Tentu saja tidak ada akhirnya; itu hanya cara untuk mengatakannya. Tidak ada titik awal. Tetapi hanya Guru yang tercerahkan yang bisa menunjukkan hal itu pada Anda, tentu saja dengan Rahmat Tuhan. Hanya karena Anda memiliki tubuh yang berharga – di dalamnya, Anda punya semua yang Anda butuhkan; Anda memiliki seluruh Alam Semesta di dalam diri Anda; Anda punya semua kekuatan yang pernah Anda bayangkan.Satu-satunya masalah adalah jika Anda melakukan semuanya untuk diri Anda sendiri, dan beberapa murid atau beberapa anggota keluarga, maka Anda akan menikmati hidup Anda dengan penuh kebahagiaan – seperti banyak saudara dan saudari Anda yang selalu menulis Suara Hati yang indah karena mereka mengalaminya sendiri. Karena mereka bukan Guru; mereka tidak dipilih untuk menjadi Yang Terpilih untuk berkorban bagi dunia. Jadi, apa pun yang mereka lakukan, Guru selalu membantu mereka. Dan mereka menemukan kekuatan mereka sendiri di dalam diri mereka. Jadi, mereka tidak perlu menggunakan banyak hal, kecuali hanya bermeditasi dengan metode yang benar: Metode Quan Yin, Metode pencerahan seketika, Metode yang belum pernah ditulis di kitab suci mana pun, sutra mana pun. Karena, seperti yang dikatakan Sang Buddha dalam Sutra Surangama, ada jalan pintas. Kita telah membahasnya beberapa tahun yang lalu. Saya tidak bisa terus mengulanginya – terlalu panjang.Jadi, kita diberi kesempatan untuk kembali ke Rumah, setelah kita ingin mencoba sendiri untuk melihat seberapa kuatnya diri kita, secara mandiri. Tapi kemudian kita turun ke Bumi, dan kita telah dipukuli hingga babak belur, dihukum di sana-sini dengan alasan apa pun, karena tergoda untuk melakukan kesalahan. Kemudian kita sangat lelah, kita menjadi lemah dan kita bahkan tidak bisa menemukan jalan pulang. Sama seperti terlalu banyak berenang dalam arus yang kuat: Anda bahkan tidak bisa sampai ke pantai. Jadi, Anda membutuhkan seseorang yang memiliki tubuh dan teknik berenang yang kuat, atau seseorang yang punya kapal, punya perahu untuk datang dan menyelamatkan Anda. Itulah misi Sang Guru – untuk menjadi perahu Anda, untuk membawa Anda ke pantai seberang.Jadi, Tuhan terus mengirimkan Tim-Nya, atau Putra-Nya untuk turun dan terus membantu kita. Hanya saja terkadang kita terlalu kabur untuk mengenalinya. Sama seperti ketika Tuhan Yesus lahir, orang-orang masih menantikan Juru Selamat. Dan itu seperti ketika Buddha ada di sana tepat di depan mereka, mereka memfitnah-Nya, menunggu Buddha lain untuk turun. Dan sekarang mereka kembali menunggu Maitreya untuk turun. Seandainya Maitreya turun besok, bagaimana Anda mengenali-Nya? Haruskah Dia memakai jubah biksu? Lalu para biksu lain akan mengkritik-Nya. Dan bagaimana mereka atau siapa pun tahu bahwa Dia Buddha Maitreya? Dan jika Dia tidak mengenakan jubah biksu, tetapi mengenakan pakaian pendeta, bagaimana Anda bisa mengenali-Nya di mana pun? Ketika Dia turun, Dia harus melakukan sesuatu; Dia harus menjadi seseorang. Bagaimana Anda tahu yang mana itu apa?Dan bahkan jika Anda hanya makan satu kali sehari atau tiga biji wijen dan minum tiga teguk air sehari, orang-orang tidak akan berpikir bahwa Anda adalah Buddha. Karena banyak biksu saat ini masih melakukan hal itu – setidaknya di banyak negara di Asia. Atau di kuil Kota Sepuluh Ribu Buddha, Wànfó Shèngchéng, milik Guru Hsuan Hua di Amerika Serikat, di suatu tempat dahulu. Semua biksu dan biksuni harus makan satu kali sehari, dan makan sangat sedikit. Tidak ada yang pergi ke sana dan memeriksa apakah mereka semua adalah Buddha. Mereka hidup dengan sangat sederhana dan rendah hati. Dan bahkan beberapa biksu keluar, berjalan dari kota ini ke kota itu: Satu langkah, mereka membungkuk satu kali; dua langkah, dua kali; tiga langkah, membungkuk tiga kali – bersujud, hujan atau panas, di jalanan, bukan di taman kuil yang sederhana di mana pun. Dan orang-orang bahkan berlalu lalang dan menertawakan mereka, menggunjingkan mereka, memarahi mereka, mengejek mereka, segala macam hal. Tapi tidak ada yang pergi ke Kuil Hsuan Hua untuk mencari tahu apakah salah satu dari mereka adalah Buddha.